Awal tahun ini tak kudengar terompet tahun baru yang membahana, tak kulihat nyala kembang api yang gegap gempita dan tak terlihat wajah-wajah ceria yang mengisi jalan-jalan raya ibukota. Malam itu semua kepala tertunduk lemah, tak tega untuk tertawa gembira bahkan untuk tersenyum. Malapetaka itu menghapus impian ratusan ribu manusia, mencabut tarikan senyum dari bibir - bibir anak manusia. "Cobaan apa ini,Tuhan?", "Mengapa Kau biarkan aku tetap hidup dan nyawa anak-anakku Kau ambil di depan mataku?", "Apa yang harus aku lakukan sekarang,Tuhan?" , Mungkin kata-kata itulah yang terbatin dalam hati mereka.
Tangis pilu dan jeritan mengisi kota itu. Apa ini,Tuhan? mengapa rencanaMu begitu dasyatnya? Begitu murka-kah Engkau sehingga Kau mengirim air bah kepada kami? Ampunkan kami,Bapa. Jangan Kau jatuhkan lagi amarahMu kepada kami.
Turut berduka cita atas bencana di bumi Aceh dan Sumatera Utara, semoga yang ditinggalkan tetap dilindungi-Nya dan diberi kekuatan untuk melanjutkan hidup.
Tuesday, January 04, 2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment