Saturday, September 20, 2008

naskahnya tidak berubah banyak

Aku memulai lagi sandiwara dengan naskah yang lama
Naskah yang tidak banyak berubah jalan ceritanya,
hanya nama tokoh dan dimensi waktunya yang berubah

Bersabar, adalah tarikan nafasku setiap kali mendengar tentangnya
Memahamimu, adalah sesuatu yang sedang kuusahakan sekarang
Menyayangimu, adalah sesuatu yang tidak bisa kusampaikan spontan
karena ada batasan defenisi komitmen
Merelakan, adalah sesuatu yang akan manamparku dengan keras
untuk mengembalikan kesadaranku
bahwa ini tak pernah akan berakhir dengan mulus

Melihatmu di sampingku, hal yang kuinginkan sekarang
tapi patutkah aku menginginkan itu?

Kekacauan kembali muncul di kepalaku
ingin tapi tak bisa
berusaha tapi tau tak mungkin

itu saja sudah sulit bagiku
tapi sepertinya belum terlalu sulit bagimu
karena kamu tambahkan lagi dengan ceritamu
posisikan aku sebagai teman
harus sebagai teman
karena bila tidak, aku akan sakit mendengarnya
walau kuakui, aku toh akirnya sakit juga

Ingin memintamu berhenti bercerita,
tapi rasa takut muncul
bagaimana bila tiba-tiba ceritamu itu berlanjut
tanpa sepengetahuanku
dan dengan pemberitahuan mendadak
seperti yang pernah dilakukan teman lama padaku
sanggupkah aku?

Menahan rasa ini
Posisikan sebagai teman
teman yang objektif,
yang bisa memberikan masukan
memberikan nasehat
sambil tersenyum menenangkan
meski tau hatinya menahan sakit luka itu

Sampai kapan?
bulan depan?
dua bulan lagi?
atau minggu depan?
entahlah..

No comments: