Tak sengaja aku mendengar pembicaraan teman. Bukan bermaksud menguping,tetapi karena mereka berbicara dengan suara yang keras maka aku mendengarnya. Inti pembicaraan adalah si teman itu mengucapkan selamat kepada temanku yang lain yang baru saja bertunangan. Raut mukanya bahagia, dan cincin emas putih melingkar di jari manisnya. Tanpa sadar aku merasa cemburu. Cemburu karena temanku menemukan pasangan yang dia percayai untuk menemani hidupnya.
2 hari kemudian, ketika sedang browsing internet tanpa sengaja aku menemukan sebuah blog. Salah satu postingan yang menarik adalah cerita ketika ia dilamar beberapa bulan yang lalu. Belum lamaran pernikahan, baru pertunangan. Kembali tanpa sadar aku merasa cemburu. Cemburu dengan kenyataan yang tidak memihakku.
Mungkin aku orang yang kurang bersyukur atau memang bolehkah aku bersyukur dengan keadaanku saat ini? Seorang yang menemaniku selama 3 tahun, yang menemaniku tertawa, menjagaku waktu sakit, mengecup keningku setiap malam sebelum aku beranjak tidur, membuatku menangis kala ada masalah dan membuatku tersenyum karena melihatnya tersenyum. Dia yang sangat menyayangiku. Tapi terlalu banyak perbedaan. Aku gak bisa menembus perbedaan itu. Terlalu tinggi untuk dipanjat, terlalu tebal untuk dilalui dan terlalu luas untuk disebrangi.
Lalu, bagaimana aku harus bersikap? Hidup dalam mimpi tak akan pernah bisa abadi. Suatu saat kenyataan akan membangunkanku, dengan cara yang halus ataupun kasar. Aku-kah yang harus memilih caranya?
Friday, April 22, 2005
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment