Wednesday, April 23, 2008

Snapshoot Jambore

Langit pagi yang cerah bagi kami yang menaiki kapal menuju Pulau Pramuka


Ceritanya mau diving niy,hehehe..


mas Untung yang nemenin kami melihat keindahan bawah laut itu


Masih ada beberapa poto-poto lagi sebenernya, tapi masih di kameranya Fetty. Moga-moga minggu depan bisa ketemuan buat ngambil potonya. Mu pamer ah,hehehe..

Monday, April 14, 2008

Great weekend,gals..

Thanks for a nice weekend,gals..

Weekend kemarin mungkin menjadi weekend yang paling menyenangkan sejak awal 2008 kemarin.

Dimulai dengan hari rabu minggu kemaren, Itin ngajakin aku ama Nunik ke Pulau Pramuka. Temennya Itin (Ayank) yang kerja di Papua datang ke Jakarta dan pengen ke kepulauan seribu. Perjalanan pun diatur oleh Fetty -yang udah pernah kesana 2 kali- dan setelah hampir gagal ikut karena Nunik hampir ndak dibolehin ikut, akhirnya Sabtu pagi jam 5.30 kami bertiga-Nunik,aku dan Itin- berangkat pake taxi dari kostan Itin menuju gedung MPR di Slipi. Gak lama setelah nyampe di Gedung MPR, taxi kedua muncul berisi Ayank, Fetty dan Dewi. Trus kedua taxi meluncur masuk ke jalan tol untuk menuju ke Muara Angke.

Di Muara Angke sudah ada beberapa kapal yang ditambat sambil nunggu penumpang. Kapal-kapal itu berute: P.Bidadari-P.Pramuka-P.Panggang. Jadwal keberangkatan ke pulau dari Muara Angke ada 2 kali yaitu pukul 7 pagi dan 1 siang. Jadi kalau telat, yah terpaksa naik jadwal berikutnya atau besok paginya.

Kami naik kapal pukul 7 kurang 15 menit. Sengaja duduk di atapnya kapal,biar keren,haha.. Agak lama juga sampe akhirnya si kapal mau berangkat, karena nungguin penumpangnya penuh dulu. jam 7.30 mesin kapal akhirnya dihidupkan dan dimulailah perjalanan menuju Pulau Pramuka. Sekitar 1 jam lebih dikit, kapal transit di Pulau Bidadari. Cuman berenti gak sampe 5 menit, kapal lanjut lagi. Kali ini menuju Pulau Pramuka. Selama perjalanan ke Pulau Pramuka kita ngelewati beberapa pulau kecil-kecil, ada 1 pulau yang tidak berpenghuni dan ada benteng kecil di ujung pulau itu. Kata mas Untung, itu dulunya benteng peninggalan Belanda. Hmm..ngapain yah Belanda bikin benteng disono?

O yah,Mas Untung itu adalah temannya Fety. Si mas ini pengurus penginapan D'Lima, penginapan yang akan kami tempati di Pulau Pramuka nanti. Sepertinya Fetty dah 2 kali menginap disini. Waktu kita mau ke Pulau Pramuka, kebetulan mas Untung juga lagi ada di Muara Angke (kebetulan atau emang diminta Fetty yah,hehe..), jadi kita ke pulaunya barengan di kapal yang sama. Sekitaran 1 jam sebelum nyampe di tujuan, hujan turun. Awalnya masih gerimis ajah, tapi lama-lama malah jadi hujan deras. Hihihi..yang di atap perahu jadi kelabakan, termasuk kami. Sebenernya ada atap terpalnya juga,cuman teteup ajah banyak bocornya. Jadi banyak yang berdiri karena air ujannya ngalir ke atap kapal jadi gak bisa dipake buat duduk lagi. Kalo diinget-inget lagi, kondisinya dah kayak lagi berdiri di metromini,hehe..

Sekitar jam 10.30, akhirnya kapal bersandar di dermaga Pulau Pramuka. Asik banget pulaunya, laut bersih, kapal gak terlalu gede, dan penginapannya cukup nyaman. Horee..akhirnya nyampe juga di Pulau Pramuka.

Sayangnya pas nyampe di pulau itu hujan masih ajah gerimis. Kita males-malesan di kamar nunggu hujan reda, baru beli makan siang di warung nasi padang di belakang penginapan. Tetangga sebelah di penginapan yang sama dah siap-siap mau diving. Hiks..jadi pengen euy..

Sekitaran jam 1, ujannya mereda. Kami pun bersiap-siap untuk snorkling-an. Peralatan siap, kapal siap, kostum dah oke dan tak lupa.. kaca mata hitam!! Berangkatlah kami menuju tempat ber-snorkling.

Gak banyak yang bisa diceritain selama snorkling, karena yah keindahan lautnya susah buat diceritakan dalam bentuk tulisan. Tapi pastinya setiap kali aku snorkling, tiap kali itu juga aku takjub sama kehidupan di bawah permukaan laut itu. Snorkling menghabiskan waktu sekitar 2 jam-an, baru kita melanjutkan ke Pulau Semak Daun untuk bermain pasir di pantai. Keisengan muncul, dan entah siapa yang mulai mengusulkan untuk membuat kuburan pasir dengan aku didalamnya. Hmm..kalo diinget-inget lagi,kayaknya Nunik deh yang memunculkan ide itu :p

Abis puas bermain pasir, perjalanan dilanjutkan menuju pulau Panggang. Pengen beli ikan buat menu makan malam. Setelah bernegosiasi cukup alot dan rame, akhirnya dibeli ikan baronang 4 ekor ukuran sedang, kepiting bulan 5 ekor yang cukup gede, dan 4 ekor udang zebra yang bentuknya tampak aneh. Total pengeluaran untuk semua bahan makanan tersebut adalah 100 ribu!! weh..harga yang tidak akan bisa didapatkan di Jakarta, apalagi Bandung :)

Kembali ke penginapan, ngantri buat mandi dan ngobrol-ngobrol sambil nunggu bahan makanan tadi siap untuk dimakan. O yah, yang masak seafood itu yah mas Untung. Hebat yah? ck..ck.. Kalo kata Ayang mah, calon suami idaman lah,hehe..

Malamnya semua tepar, tertidur dengan pulas sampe pagi.

Pagi hari masih di Pulau Pramuka, sarapan dengan indomie rebus dan teh manis. Nikmatt..
Agenda hari ini bermalas-malasan saja sambil menunggu jam 1 jadwal kapal tiba untuk kembali ke Jakarta. Trus diajakin ngeliat Keramba, tempat pengembangan ikan laut sampe pengemasannya seperti yang sering aku liat di swalayan-swalayan. Yang paling banyak dipelihara adalah ikan bandeng laut. nunik dan fetty membeli ikan bandeng cabut duri dan cumi-cumi, dua-duanya sudah diplastikin rapih dan dibekukan. Kami beli ikan bandeng guede 1 ekor yang beratnya 1,5 kg buat menu makan siang sebelum pulang.

Kembali dari keramba, mas Untung mengolah si ikan bandeng 1,5 kg itu, sedangkan kami mandi dan packing bersiap-siap untuk pulang. Makan siang jadi, menunya ikan bandeng bakar, tahu, tempe dan sambal kecap. Nyamm..nikmat bangets!!

Makan siangnya belum beres, si kapal dah datang menghampiri. Buru-buru cuci tangan, ngambil tas dan menuju dermaga. Fetty dan Itin dan duluan buat positioning. Kalo berangkat kami di atas atap, pulangnya di dalam kapal. Soalnya kapal yang ini gak ada atap terpal buat yang duduk di atas, jadi panas banget nantinya.

Dadah-dadahan sama mas Untung, dan kapal pun melaju. Beda banget kalo duduk di atap sama di dalam kapal, goyangannya itu kerasa banget. Mabok laut deh aku, mual sama pusing-pusing. Belum lagi itu air lautnya merembes ke badan kapal, jadinya kalo nyandar pasti deh punggungnya basah. Piuff..perjalanan yang panjang dan melelahkan.

Sampai juga di Muara Angke setelah naik kapal 3 jam-an. Naik angkot dulu sampai terminal Grogol, baru nyari taxi. Balik deh ke kostan dengan badan yang udah lecek, kelelahan dan ngantuk.

Thanks,gals.. for the nice weekend. Esp. thanks to Bu Ayang, untuk sumbangan kamar penginapan dan sea food-nya. Thanks to fetty, yang sudah menjadi EO merangkap guide selama kita di Pramuka, dan thanks buat Itin karena sudah mengajakku dan Nunik untuk bergabung. Senangnya..akirnya kaca mata hitam kita di-launching juga yah,Nik? hehe..

Thursday, April 10, 2008

and i feel relieved now..

Finally.. aku selesaikan juga beban ini. Sekian lama kubawa, kusimpan, seakan gak rela berpisah dengan beban itu. Menyiksaku, membuat mood-ku bisa berubah dalam seketika, menangis dan lainnya.

Akhirnya si beban itu terlepas sudah. Semua yang perlu kujelaskan sudah kutulis, memang tidak secara langsung kusampaikan. Kenapa tidak langsung? hmm..karena tak pernah ada situasi yang tepat untuk aku menyampaikan apa yg ada di kepalaku.

Semoga Ia membacanya dan tau pemikiran aku. Hanya itu yang aku harapkan. Ia mengerti atau tidak, itu urusannya. Toh, biar bagaimana pun aku juga tidak pernah bisa memahami Ia.

Benar kata orang tua, selesaikan masalah satu demi satu, maka kepalamu tidak akan pecah.

But,still.. those memories still stuck in this head. I have to deal with this, i know it.

Email dari seseorang untukku, "Jangan hidup pada masa lalu. Nikmatilah masa lalu sebagai kenangan, namun jangan tergantung padanya. Konsentrasikanlah hidup pada kejadian saat ini, dan kamu akan bahagia sekarang.. bukan hanya di masa lalu"

Thursday, April 03, 2008

Bingkai poto di mejaku

Di meja aku ada bingkai poto yang sebenernya dulunya adalah undangan nikahannya mas Edo. Bagus juga idenya, jadi setelah nikahannya selesai, si undangan tetap bisa dipakai sebagai frame foto. Waktu beres-beres meja yang kemaren itu, aku cetak 2 poto buat dimasukin ke si bingkai poto. Dua poto di atas inilah yang terpilih sebagai poto yang akan mendiami si bingkai. kalau ada yang lagi main ke kubikalku suka nanya, "kapan tuh ke borobudur?" atau "itu kawanua cottage dimana,dy?"

Humm..tar aku posting ah barang-barang yang ada di meja kerjaku. Mesti bawa digicam buat moto-moto barang-barang itu.

Hoaeemmmm..koq aku ngantuks yah?

Olahragaku yang terbaru

Dulu sekali pernah ada teman yang ngajakin untuk ke Barcode di Plaza Dago. Waktu itu aku sama sekali gak kenal bilyard, gak tau cara mainnya dan tidak tertarik untuk belajar. Jadi kerjaanku di Barcode cuma duduk manis di sofa bareng temen-temen cewe lain yang ikut, kita rame ngobrol dan yang cowo-cowo pada asik bermain. Hehehe..tampak arisan ibu2 sekali yah?

Setelah itu aku masih sempat ke Barcode beberapa kali dan ke rumah bilyard di Premier Cihampelas (lupa namanya). Dan disana diisi dengan kegiatan yang sama, mesan minum, ngobrol sambil ngeliat orang-orang bermain. Masih tak tertarik untuk belajar.

Setelah pindah ke Jakarta untuk bekerja, aku mengenal beberapa teman baru. Mereka baru mulai belajar bilyard, dan belum terlalu gandrung. Bilyard cuma dijadiin event buat ngumpulin teman-teman lain yang jarang ikutan kumpul-kumpul, dan memang disitupun aku cuman duduk dan ngobrol-ngobrol ajah. Karena pengen ngerayain ulang tahun aku bareng sama teman-teman itu, aku ngajakin mereka bilyard. Dan karena aku yang ngebayarin, sama mereka diharuskan buat nyoba main.

Pertama main itu bingung, gak tau cara megang stiknya dan gimana buat ngeker-nya. Bolanya bergulir aneh, ngaco kemana-mana,hehe.. Setelah itu aku gak pernah ikutan main lagi, dan anak-anak juga gitu. Gimana awalnya aku lupa, sampai akhirnya temen-temenku itu mencoba untuk main di Berlian, rumah bilyard di daerah mampang. Waktu itu bulan puasa, dan karena Berlian dekat dengan kostan anak-anak, jadi aku ingat sering sekali kita main disana. Kita dalam artian anak-anak main bilyard dan aku nonton,hehe..

Seinget aku, aku mulai menikmati bilyard adalah waktu awal bulan Desember. Disitu aku mulai paham gimana megang stik dan ngeker bola. Walaupun ngebidik bolanya masih ngaco, pokoknya yang penting kena ajah,hehe.. Dan sejak bulan Januari adalah masa-masa dimana aku mulai jatuh cinta sama olahraga baru ini.

Sekarang aku dah mulai paham bagaimana bermain bilyard. Baru "paham" loh, masih sangat jauh dari mahir. Kadang-kadang bola yang mestinya tinggal lurus ajah, masih salah bidik. Tapi itu semua menyenangkan banget. Sangking seringnya main bilyard dan kadang-kadang tanpa rencana trus diajakin bilyard, aku jadi menambahkan satu peralatan wajib yang selalu dibawa di dalam tas yaitu sarung tangan bilyard.

Sejak awal belajar bilyard,aku memang pake sarung tangan bilyard. Karena itu kalau main tanpa sarung tangan rasanya gak nyaman dan gak yakin. Aku punya 4 sarung tangan bilyard, sebenernya ada 5 kalo yang pertama gak hilang. Yang pertama banget aku beli di HangOut - Pasteur waktu main sama temen-temen ini ke Bandung. Tapi sayangnya hanya dipakai 2 kali dan dia menghilang. Trus yang ke-2 aku beli di Berlian, karena yah itu tadi.. gak enak kalau main tanpa sarung tangan. Sebenernya yang kedua masih bagus, tapi ternyata aku dikasih lagi sarung tangan yang ke-3 sama si Abang. Katanya buat ngeganti sarung tangan yang pertama yang raib. Si abang beli di Barcode waktu dia lagi ke Bandung, padahal dianya gak suka main bilyard,hehe.. Dan yang ke-4 aku beli di Barcode 2 minggu lalu. Aku senang ngeliat warna item-biru dengan motif kotak-kotaknya, jadi aku beli buat dikoleksi. Yang ke-5 dari HangOut lagi, seminggu yang lalu.

Sekarang yang selalu aku bawa kemana-mana yah yang ke-4 itu, yang warna item-biru kotak-kotak. Jadi kapanpun diajakin main akan selalu siap,hehehe..