Friday, September 30, 2005

Belajar bertanggungjawab

Aku mengabarkan cerita baru ini ke seorang teman lama, teman yang teramat dekat denganku. Teman yang pernah mendengar semua ceritaku tentang si A, si B, si C, dan yang lain-lainnya. Dia yang tau semua perasaan aku yang sebenarnya, termasuk tentang 'dia'. Seperti yang kuduga,reaksinya jelas terbaca walau hanya lewat telepon. Beberapa detik ia terdiam, lalu mulai mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan, dan diiringi dengan kekecewaannya kepadaku. Dia mengingatkan aku dengan mengulang kata-kataku sendiri yang pernah aku ceritakan ke dia, tentang perasaanku yang sebenarnya,dan katanya aku gak lagi menjadi diriku sendiri. Dan reaksiku?? hanya bisa diam menerima kata-katanya. Aku sadar sedikit banyak yang dia katakan memang benar. Tapi aku ga bisa menarik kata-kataku lagi,terlalu kejam dan gila kalo aku melakukan itu. Aku harus belajar bertanggungjawab untuk setiap keputusan yang aku ambil. Aku harus berani mempertanggungjawabkannya dan menanggung resiko apapun. Mampukah aku? entahlah.. aku hanya bisa menjawab "entah".

Thursday, September 29, 2005

My best friend ever

Lagi buka-buka album poto-ku di photobucket dan ternyata dulu aku pernah nge-upload potoku ma temen-temen terbaikku dari mulai SMA sampe kita semua kuliah dan salah satunya dah ada yang lulus lagi.
Image hosted by Photobucket.com
Namanya Ema dan Ogek. Aku ama Ema dah temenan dari mulai kelas 1,waktu itu kita sekelas dan teman bermain gitu deh.. Jadi udah deket banget dari mulai masuk SMU. Trus kalo ama Ogek baru sekelas waktu kelas 2. Tapi waktu itu ga begitu dekat sih, dekatnya waktu sekelas lagi di kelas 3. Trus waktu kita semua lagi sibuk bimbingan buat masuk PTN,kita semua milihnya di bandung. Ema milih Unpad, Aku milih ITB sama Ogek milih UPI. Dan ternyata kita bareng lagi di Bandung walo kuliahnya beda-beda. Sekarang Ema dah lulus dan kerja di PLN, kalo Ogek ma aku belum selesai-selesai juga,hehe.. Yah..walo jarang ketemu tapi tetap aja kerasa dekat di hati. Menyenangkan banget yah punya temen yang dekat seperti itu. Thanks buat kebersamaan kita selama ini..

Pengangguran gini..

Aku serasa jadi pengangguran gini. Kuliah dah abis sih..tapi masih ngambil sks lebih buat ngisi-ngisi waktu sekalian perbaiki nilai. Itu juga kuliah cuman hari selasa doang, jam 10-12 dengan jam 3-5 sore. Udah,itu aja. Selain itu,kegiatan harian cuman : bangun rada siang-an (kadang-kadang malah sampe siang banget,hehehe..), mandi trus ke kampus, nongkrong di sel sambil browsing, ato ngobrol-ngobrol doang, trus makan malam ma anak2 sel trus pulang. Sampe kostan main game,baca buku cerita, trus sms-an ampe malem banget. Klo dah ngantuk baru bobo. Udah gitu aja. Keesokan harinya kembali pada rutinitas yang sama, kecuali untuk hari Selasa karena ada kuliahnya. Uuhh..bosenn!!
Pengen mulai Tugas Akhir, tapi ga tau mau mulai dari mana. Disuruh baca literatur tapi bahannya belum dapet dan si dosen-nya lagi sibuk ma training seminggu ini. Ugh..bisa ngejar wisuda Maret 2006 gak yah? hiks..takut..

Wednesday, September 28, 2005

pa kabar,mas?

Mas Dani apa kabar yah? abis wisuda kemaren katanya langsung ke Magelang. Trus bakal seminggu disana katanya. Refresing dulu,mas. Ntar di bandung mulai magang kan? Semoga sukses di tempat baru. Rencana mas untuk kuliah lagi, semoga bisa berjalan lancar yah. Jangan bosen buat belajar. Ciee..yang mau jadi Master,hehehe..

Peluh,isak tangis,gerutuan dan kemarahan telah memberikan hasilnya
24 September 2005, resmi gelar itu kau sandang di bahumu
Selamat untuk babak baru di kehidupanmu
Tapi ini bukanlah akhir
Kamu pun tau itu
Hari ini hari milikmu, juga esok masih terbentang
Tersenyumlah,Kak
Masa depan dan semua kesempatan itu masih ada

Tuesday, September 27, 2005

Ada yang beda hari ini. Beda tapi aku ga ngerasa beda. Aneh yah? Ga tau sebenarnya apa yang aku rasakan, hanya memang sudah terjadi. Lalu aku harus gimana? Aku harus berubah seperti apa untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah ini? Tolong ajarin aku. Jangan marah bila nanti kamu ternyata menyadari bahwa aku ga seperti yang kamu harapin. Mungkin aku akan berubah menjadi cuek dan ga peduli-an,aku ga tau kenapa. Itu seperti mekanisme pertahanan diri aku terhadap sesuatu,muncul secara otomatis tanpa aku kehendaki.

Monday, September 26, 2005

Konsep status

Aku belum bisa memahami konsep hubungan jarak jauh. Entahlah..kupikir tidak akan ada yang berubah kalo kita menjadikannya 'resmi' sebagai sebuah hubungan. Toh jarak diantara kita tetap jauh, perhatian yang bisa diberikan atau kuberikan juga ga berbeda. Ataukah bakal berbeda?
Lalu apa arti 'status' bagimu? sebuah pengakuan? atau hanya untuk memuaskan rasa penasaranmu selama ini? atau untuk membuat 'sah dan berhak' untuk menyayangi? Aku ga tau jawabannya.
Ketika hubungan ini menjadi resmi,apa yang akan berubah darimu? Apa arti semuanya ini bagimu? Apa arti aku dihatimu?
Cobalah untuk melepaskan semua ketertarikan, semua emosi sesaat tentang kita, semua memori yang mengaitkan aku dan kamu, lalu apa yang tersisa? Apa yang kamu rasakan sekarang? Masih munculkah 'harapan' itu? Entahlah,bang.. aku rasa ga ada yang tersisa.
Terlalu banyak pertanyaan yang aku ga tau jawabannya. Aku bingung,abang..

Friday, September 23, 2005

Urang ORAD deui euy..

Image hosted by Photobucket.com
Akhirnya setelah beberapa bulan eh lebih dari setaun ga latihan arungjeram, kita latihan lagi di sungai Cimanuk. Rencana awalnya sih pengarungannya di rute Cimanuk 1 dari Jager-Leuwigoong. Tapi atas petunjuk dari Pak Yana akhirnya rute diubah jadi Cimanuk 2 dari Leuwigoong-Limbangan. Jeramnya banyak banget.. Trus karena mulainya ngaret banget jadinya kita sempat pengarungan di gelap gulita malam selama satu jam-an gitu. Ekstrim sport lah pokona mah.. Seru euy..
Nah,poto ini hasil jepretan saat kita lunch di pinggir sungai sambil istirahat. Keren yak..

Wednesday, September 21, 2005

Persiapan Wisuda

Ciee..dari judulnya kesannya aku mau wisuda gitu,hehe.. Nggak deng,yang wisuda itu Dani. Sabtu besok dia wisuda dan resmi menyandang gelar Sarjana Teknik. Duh..kacian deh kamu,mas. Padahal cita-citanya jadi Insinyur bukan jadi Sarjana Teknik,hehe..
Yah..kita emang dah gak pacaran lagi tapi hubungan baik kan tetap dijaga. Jadi karena dia sudah terbiasa membeli sesuatu bersamaku, dia ngajak aku buat beli perlengkapan wisuda dia. Pertamanya hari Kamis minggu lalu,aku nemenin Dani buat beli sepatu kulit gitu. Setelah beberapa kali muterin BIP akhirnya jatuhlah pilihan pada si sepatu itu. Trus tadi kegiatan perbelanjaan dilanjutkan kembali dengan membeli jas. Ceritanya nih jas Dani yang dulu dipinjem ma temennya, pas dibalikin celananya gak ada. Kan aneh tuh kalo jas ga se-set gitu. Jadi tadi muter-muter BIP lagi dan beli satu setelan jas ma celananya. Mahal bow..
Jadi lengkaplah semua perlengkapan buat wisuda Dani. Yang kurang tinggal Pendamping Wisuda-nya aja ya,mas? hehe..
Besok aku ke jakarta. Banyak yang nanya,koq Dani wisuda aku malah ke jakarta.. Tapi wajarlah,yang nanya gak tau kalo aku ma Dani dah ga pacaran lagi. Jujur,ternyata aku blum siap untuk melihat dia wisuda dari luar lingkaran dia. Yah..tapi gakpapa koq. Aku bahagia ngeliat dia wisuda walo dari jauh. Selamat ya,mas. Semoga masa depan cerah terbentang dihadapanmu.

Monday, September 05, 2005

Hidup dalam mimpi tak akan pernah bisa abadi. Suatu saat kenyataan akan membangunkanku, dengan cara yang halus ataupun kasar. Aku-kah yang harus memilih caranya? (22 April 2005, 10.30 pm)

Aku memilih cara yang halus, sebelum aku harus berhadapan dengan cara yang kasar. Bersamamu aku melewati ratusan hari bahkan mencapai angka seribu. Saat ini semua itu terasa hanya sesaat. Masih tercetak jelas diingatanku caramu tertawa, tersenyum, marah atau kesal. Aku hampir mengenal kepribadianmu seperti kamu mengenal aku. Kamu yang mengajarkanku untuk menunjukkan perasaanku yang sebenarnya. Aku masih bisa mengingat saat-saat kita bercerita,tentang apa saja. Saat kamu mengajariku tentang teknologi, tentang komputer bahkan kamu sampai menggambarkan bagan perseneling untuk mengajari cara memindahkan gear mobil. Ya Tuhan,kamu benar-benar hebat menghadapiku. Sebelum aku ngomongin ini ke kamu, aku sudah menyiapkan mentalku. Aku hampir benar-benar yakin kalo aku bisa kuat. Tapi setelah berhadapan denganmu,semua kekuatanku hilang. Ketika kamu memelukku,air mataku keluar. Aku mencoba menahan sesak ini, tapi aku ga sanggup. Aku butuh pelukanmu, usapanmu di kepalaku, ciumanmu di keningku. Aku belajar untuk merelakan semuanya, karena bukankah akan terasa lebih ringan kalau kita merelakannya?
Telah lama aku berkutat dengan pikiranku sendiri, menolak perbedaan dan menolak perpisahan. Membenci kondisi yang mengijinkan aku untuk memulai cerita bersamamu tetapi yang kemudian memaksaku untuk mengakhirinya. Aku lelah melawan semua ini. Dan mengakhirinya ternyata juga melelahkan, sangat melelahkan bahkan. Menahan sesak di dada, menahan air mata di pelupuk mataku dan menahan isak di sudut bibir. Kamu kira ini mudah buatku? Kamu harus melihatku disaat aku sendiri. Kamu akan melihatku memandangi boneka-boneka pemberianmu, membaca tulisan-tulisan yang pernah kubuat untukmu, mengingat saat-saat kita tertawa,menangis atau saling memaki. Ini gak mudah,mas. Aku berjuang untuk melewati ini. 3 tahun bukan waktu yang singkat untuk dilupakan dalam 2 hari. Gak mudah,mas. Benar-benar gak mudah. Relakanlah,relakanlah..itu yang selalu aku ngiangkan di kepalaku. Kuharap kelak, semua cerita tentang kita akan membuatku tersenyum dan bukan menangis. Aku ingin mengenangmu sebagai mas-ku yang ndut,yang sering dipanggil papa beruang sama lucy dan rima. Kamu yang menarik nafas panjang bila menahan marah menghadapiku yang keras kepala. Kamu yang tiba-tiba mengusap kepalaku dan bilang 'sayang didy'. Kamu yang sering memanggilku 'anak kecilku'. Ya Tuhan,rasanya sesak sekali dada ini. Aku selalu membenci perpisahan. Aku benci untuk menahan kerinduan, menahan sesak itu membuatku benar-benar lelah. Aku gak ingin melupakan semua yang pernah terjadi diantara kita. Karena semua kenangan itu yang membuatku seperti sekarang ini. Tapi saat ini, mengingat semua kenangan itu menyakitkan,mas. Aku hanya bisa mengingat, tak akan bisa kembali. Aku harus belajar untuk hidup sendiri lagi. Selama ini aku terlalu bersandar padamu, menumpukan diriku pada peganganmu. Aku tau gak akan mudah, karena saat ini aku masih juga tak mampu menahan tangis.

Friday, September 02, 2005

Perpisahan kita

aku merasa menjadi seorang penjahat
kupikir semua akan berjalan biasa
tanpa rasa sakit dan air mata
tapi ternyata tak semudah itu

semua sudah selesai
diawali dengan baik harus diakhiri dengan baik
aku menerima dan dia menerima
lalu kenapa harus ada air mata?

kurasa ego kami menolak
mencoba berpura-pura selama ini
mengundur detik demi detik
hingga di penghujung hari

sendirian itu tidak menyenangkan
hidup memang tidak selalu enak
sepi baru terasa setelah keramaian sirna
sendiri terasa setelah kebersamaan itu pudar

tak ada yang sia-sia
tak ada yang perlu disesali
semua hal memberi makna pada hal baru
memberi pelajaran bagi hidup ini
jadi terimalah,
terima sebagai ajaran untuk belajar hidup

Thursday, September 01, 2005

Kamu ada disana, diantara galau hati dan kerinduan. Tidurlah..biarkan sang malam menjaga lelapmu.