Bingung dan kelelahan

Dan semua rencana kembali batal dan berantakan. Hmff..kenapa gak pernah bisa berjalan lancar sih? kesal tapi gak tau bisa melakukan apa. Hanya bisa menerima, tersenyum, dan berkata bahwa tidak apa-apa. Bingung dan kelelahan. Mata ini baru mau terpejam ketika jarum pendek jam di kamarku menunjuk ke angka 3. Setiap kali hendak memejamkan mata, segala ingatan dan kenangan berkelebat di pikiranku. Kesal, sedih, marah dan kecewa serta pasrah karena gak mampu juga untuk mengambil sikap tegas. Tidak mampu untuk memupuskan semua harapan yang masih tertinggal. Dan sekarang kelelahan ini semakin menumpuk, fisik dan mental. Tidak bisakah kau membuatku tersenyum? Sebegitu cueknya kah perasaanmu untuk bisa memahami perasaanku tanpa aku perlu untuk menjelaskannya secara verbal? Kumohon, bantu aku kurangi kelelahan ini..

Borobudur, 24 Mei 2007

Beberapa hari yang lalu, aku berada di jogja kurang lebih selama seminggu. Trainingnya dah selesai hari rabu, sedangkan aku bakal di jogja sampe sabtu siang rencananya. Jadinya aku mutusin buat main-main ke borobudur sendiri, pake transport lokal, yang artinya aku mesti pindah-pindah bis kecil beberapa kali plus naik becak. Hmm..ternyata jalan-jalan sendirian itu seru juga. Borobudur sudah tidak terlalu rame waktu itu, karena puncak kepadatan pengunjungnya pada saat long weekend seminggu sebelumnya. Berbekal 2 botol air minum untuk menghindari dehidrasi di borobudur yang memang puanasss bgt, dan seorang guide untuk nemenin aku selama muter-muterin candi.

Borobudur yang sangat terkenal itu dengan puncaknya yang berupa stupa sebagai simbol nirwana. Ukuran dasar candi 123 m x 123 m, bertingkat 6 dengan bentuk bujur sangkar dan 3 tingkat teratas berbentuk lingkaran.

Di tingkat lingkaran ini melambangkan alam atas yang dinamakan arupadahu (tidak berupa atau tidak berwujud). Terdiri atas beberapa stupa dan setiap stupa berisi sebuah patung buddha. Alkisah,ada sebuah stupa yang disebut sebagai stupa keberuntungan. Bila kita bisa menyentuh telapak kaki kiri dari patung sang Buddha yang berada di dalam kurungan stupa sambil mengucapkan keinginian kita, maka konon akan terkabulkan.

Pasangan patung singa ini dikirimkan kepada Raja Thailand, Chuhalongkorn yang mengunjungi Hindia Belanda (kini Indonesia) pada tahun 1896 sebagai hadiah dari pemerintah Hindia Belanda ketika itu.

Live 'Dy..

Berfikirlah.. apa yang membuat semuanya jadi seperti ini? benarkah ini semua kesalahan dia, atau sebenarnya sejak awal ini semua adalah kesalahanku? Lelah dengan semua ketidakpastian. Lelah dengan naik turunnya perasaan ini.

Sepenggal ucapan sang Maleo di suratnya kepada Denias:
saya belajar bahwa kita harus hidup dengan satu tujuan
bahwa kita harus hidup dengan tertawa
kita harus hidup dengan tekad
dan yang terpenting bahwa kita harus hidup
biarpun ada seribu masalah
(Denias-senandung di atas awan)

Sometimes, as hard as it is, you have to let it go..

life's process

Life is like a piano,
have white and black keys.
White keys express happiness,
and black keys express sadness.
But as you go through life's journey,
remember that the black keys make music too.

"Sorry" seems to be the hardest word

i'm sorry
i am really sorry
sorry to hurt you
sorry not to tell u the truth from beginning
sorry not to be there when u need me
i am really sorry

i am still care about u
a lot of..
so please, don't be sad
please don't be..
don't cry, dear..
i really care about u

i'm sorry
i am really sorry

Pembicaraan ini

Kamu bertanya, "menurut kamu, apakah yang berbeda dari pembicaraan kita yang pertama dan yang kedua ini?". Aku jawab bahwa yang berbeda adalah pada konklusinya. Pembicaraan yang terakhir ini sangat jelas menempatkan kita pada posisi masing-masing. Tidak ada yang berubah memang, hanya saja segala penjelasan telah dikeluarkan. Aku mengerti dan aku paham. Kamu mengerti dan kamu paham. Hanya itu dan cukup.

Ugh..gak jadi ke Bandung. Berantakanlah semua rencana..

Seorang keledai?

Apakah aku seekor, eh.. seorang keledai?
Kata temanku pagi ini, hanya keledai yang jatuh di lubang yang sama 2 kali. Kalau aku berani untuk mengambil resiko yang sama seperti resiko yang dulu kuambil 5 tahun yang lalu, apakah itu lantas menjadikanku sebagai seekor keledai? Aku artikan lubang sebagai kesalahan, berarti ketika aku jatuh di kesalahan yang sama 2 kali maka aku adalah seekor keledai. Tapi bagaimana kalau hal yang berulang itu tidak aku artikan sebagai kesalahan? Ketika aku berani mengambil resiko itu pertama kalinya, aku tidak menganggap itu kesalahan. Berarti aku bukan keledai dong?? atau aku hanya berusaha mencari pembenaran untuk "kesalahan" yang tidak aku akui? Kalau begitu, sebenarnya dengan mengambil resiko itu, berarti aku sudah melakukan kesalahan? Hmpff..sebenarnya aku sudah menjadi keledai atau belum sih? atau hampir?

akhir minggu ini

Ada yang harus aku selesaikan minggu ini. Semua permasalahan yang ada, yang tercipta dan yang mungkin akan terjadi. Segala maaf, terima kasih dan kekecewaan yang harus aku sampaikan. Bila boleh berharap, aku ingin semua bisa berakhir dengan baik. Kumohon kita bisa berpikir dewasa, mengesampingkan semua hal yang tidak berkaitan. Dan kuharap aku cukup tegar dan konsisten untuk semua keputusan yang akan kuambil. Maafkan..