Sampailah kembali di titik pengakhiran
Entah apa yang sebenarnya yang memicu masalah ini
tapi terasa ada yang berubah
aku atau kamu?
hmm..gak usah dicari jawabannya
toh gak berguna juga
Jadi aku kembali harus mengakhiri
menutup skenario yang baru saja dibuka
akan sebesar apakah lukanya?
hmm..aku belum tau
tapi nanti aku akan tau jawabannya
Tapi bagaimana mengakhirinya?
bisa bicara baik-baik kah?
atau harus menunggumu sampai pergi dan menghilang
menghindar seperti teman lamaku itu
atau aku yang pergi dan menghilang
sepertinya yang itu akan lebih mudah bagiku
tapi tetap saja tidak menyelesaikan masalah
hanya kabur seperti pengecut
Sebenarnya ada apa sih?
susah sekali untuk bicara jujur dan terbuka
ada yang berubah, kamu harus akui itu
jangan menyangkalnya
perlukah kita bahas ini?
apa yang akan dibicarakan?
dan semua rencana-rencana kita bulan depan,
harus kita lupakan saja?
anggap itu semua angan-angan semu kita
argghhh..sesak juga dada ini
kelihatannya saja tidak ada masalah
tapi tiap tarikan nafas terasa berat
tiap tawa terasa palsu
dan waktu berjalan dengan sangat lambat
dengan sangat lambat
dan sangat lambat
Tuesday, September 23, 2008
Saturday, September 20, 2008
naskahnya tidak berubah banyak
Aku memulai lagi sandiwara dengan naskah yang lama
Naskah yang tidak banyak berubah jalan ceritanya,
hanya nama tokoh dan dimensi waktunya yang berubah
Bersabar, adalah tarikan nafasku setiap kali mendengar tentangnya
Memahamimu, adalah sesuatu yang sedang kuusahakan sekarang
Menyayangimu, adalah sesuatu yang tidak bisa kusampaikan spontan
karena ada batasan defenisi komitmen
Merelakan, adalah sesuatu yang akan manamparku dengan keras
untuk mengembalikan kesadaranku
bahwa ini tak pernah akan berakhir dengan mulus
Melihatmu di sampingku, hal yang kuinginkan sekarang
tapi patutkah aku menginginkan itu?
Kekacauan kembali muncul di kepalaku
ingin tapi tak bisa
berusaha tapi tau tak mungkin
itu saja sudah sulit bagiku
tapi sepertinya belum terlalu sulit bagimu
karena kamu tambahkan lagi dengan ceritamu
posisikan aku sebagai teman
harus sebagai teman
karena bila tidak, aku akan sakit mendengarnya
walau kuakui, aku toh akirnya sakit juga
Ingin memintamu berhenti bercerita,
tapi rasa takut muncul
bagaimana bila tiba-tiba ceritamu itu berlanjut
tanpa sepengetahuanku
dan dengan pemberitahuan mendadak
seperti yang pernah dilakukan teman lama padaku
sanggupkah aku?
Menahan rasa ini
Posisikan sebagai teman
teman yang objektif,
yang bisa memberikan masukan
memberikan nasehat
sambil tersenyum menenangkan
meski tau hatinya menahan sakit luka itu
Sampai kapan?
bulan depan?
dua bulan lagi?
atau minggu depan?
entahlah..
Naskah yang tidak banyak berubah jalan ceritanya,
hanya nama tokoh dan dimensi waktunya yang berubah
Bersabar, adalah tarikan nafasku setiap kali mendengar tentangnya
Memahamimu, adalah sesuatu yang sedang kuusahakan sekarang
Menyayangimu, adalah sesuatu yang tidak bisa kusampaikan spontan
karena ada batasan defenisi komitmen
Merelakan, adalah sesuatu yang akan manamparku dengan keras
untuk mengembalikan kesadaranku
bahwa ini tak pernah akan berakhir dengan mulus
Melihatmu di sampingku, hal yang kuinginkan sekarang
tapi patutkah aku menginginkan itu?
Kekacauan kembali muncul di kepalaku
ingin tapi tak bisa
berusaha tapi tau tak mungkin
itu saja sudah sulit bagiku
tapi sepertinya belum terlalu sulit bagimu
karena kamu tambahkan lagi dengan ceritamu
posisikan aku sebagai teman
harus sebagai teman
karena bila tidak, aku akan sakit mendengarnya
walau kuakui, aku toh akirnya sakit juga
Ingin memintamu berhenti bercerita,
tapi rasa takut muncul
bagaimana bila tiba-tiba ceritamu itu berlanjut
tanpa sepengetahuanku
dan dengan pemberitahuan mendadak
seperti yang pernah dilakukan teman lama padaku
sanggupkah aku?
Menahan rasa ini
Posisikan sebagai teman
teman yang objektif,
yang bisa memberikan masukan
memberikan nasehat
sambil tersenyum menenangkan
meski tau hatinya menahan sakit luka itu
Sampai kapan?
bulan depan?
dua bulan lagi?
atau minggu depan?
entahlah..
Sunday, September 07, 2008
mendengarkan dengan seksama
Kembali menjadi pendengar
Sanggupkah
telinga ini mendengar semua cerita itu?
mata ini melihatnya bersedih?
tangan ini mengusap rambutnya kala ia bercerita?
dan hati ini menahan rasa asing yang tiba-tiba hadir?
Telinga ini mampu,
mata ini mampu,
tangan ini mampu,
tapi hati yang sepertinya tidak mampu
rasa asing itu menekan di dalam hati
entah apa sebenarnya rasa itu
asing tapi dulu pernah aku rasakan juga
meninggalkan rasa tidak nyaman
aku gak suka rasa ini
aku gak mau kayak gini
tapi aku kembali menjadi pendengar
Sanggupkah
telinga ini mendengar semua cerita itu?
mata ini melihatnya bersedih?
tangan ini mengusap rambutnya kala ia bercerita?
dan hati ini menahan rasa asing yang tiba-tiba hadir?
Telinga ini mampu,
mata ini mampu,
tangan ini mampu,
tapi hati yang sepertinya tidak mampu
rasa asing itu menekan di dalam hati
entah apa sebenarnya rasa itu
asing tapi dulu pernah aku rasakan juga
meninggalkan rasa tidak nyaman
aku gak suka rasa ini
aku gak mau kayak gini
tapi aku kembali menjadi pendengar
Subscribe to:
Posts (Atom)