Tuesday, October 04, 2005

Beyond of my reach

Untuk sesuatu yang diluar jangkauan tangan dan pikiranku

Ketika aku menyelesaikan hubungan dengan seseorang yang telah menemani hari-hariku selama 3 tahun lebih, seorang teman bertanya padaku,"apa yang kamu rasakan saat ini tentang masa 3 tahun itu?". Dan aku menjawab,"hampa,kosong". Kupikir ini ironis mengingat masa 3 tahun itu kita selalu bersama, memberi sayang dan perhatian satu dengan yang lain.
Aku mencoba menganalisis, keluar dari lingkaran pikiranku dan memandang dari sudut pandang orang lain. Dan sepertinya aku menemukan jawabannya, jawaban atas pertanyaan mengapa aku merasa masa 3 tahun itu hampa,kososng. Aku rasa yang membuatnya saat ini terasa hampa dan kosong karena masa 3 tahun itu penuh oleh kepura-puraan. Bukan,bukan kepura-puraan yang berarti selingkuh, atau pura-pura saling menyayangi. Kami,kita atau tepatnya aku dan dia berpura-pura dan menutup mata dari kenyataan bahwa tidak ada masa depan untuk sebuah "kita". Lucunya, sejak awal aku dan dia mensepakati satu hal bahwa tidak ada kata "masa depan" di hubungan ini. Dan hebatnya, hubungan ini ternyata bertahan jauh lebih lama dari yang bisa aku bayangkan.
Lalu apa yang aku inginkan sebenarnya?

Aku ingin sebuah hubungan sederhana,antara aku dan seseorang. Seseorang yang dapat kuperkenalkan pada orang tuaku. Sebuah hubungan yang dilandasi sayang dan 'sedikit' gagasan tentang masa depan. Tidak,aku tidak berencana menikah secepat itu, dan aku juga tidak memaksa bahwa hubungan itu nantinya harus menjadi masa depanku. Bukan seperti itu. Aku hanya ingin hubungan yang jujur,yang memungkinkan bagi "aku dan dia" untuk melihat masa depan.

Tapi ternyata aku orang yang terlalu realistis, selain egois tentunya. Aku tidak mempercayakan diriku pada sesuatu yang berjudul "cinta". Aku memandang prospek, kemungkinan-kemungkinan, dan alasan realistis lainnya. Entahlah.. aku memandang perlu adanya sebuah pertimbangan untung-rugi, bukannya hanya mengikuti kata hati. Kata hatiku tertutup oleh ke=realistis-an dan terkadang aku mengidentik-kan 'naluri' sebagai 'kata hati'. 'Naluri' dipengaruhi oleh emosi, kekuatan perasaan, hasrat,nafsu, dan hal-hal lain yang menjadikannya tidak objektif. Sedangkan 'kata hati' adalah sesuatu yang murni, lepas dari segala sesuatu, independen dan sangat objektif bagi pemiliknya. Sulit untuk dibedakan memang..

Dan saat ini aku hanya ingin berjalan, melewatkan hari demi hari dengan keceriaan seorang bocah kecil yang memandang dunia ini sebagai tempat bermain yang membahagiakan dirinya.

No comments: