Beberapa minggu terakhir ini aku sibuk dengan nge-game. Nama game-nya Harvest Moon : Back To Nature. Sebenarnya ini game yang lama banget, aku main game ini pertama kali waktu kelas 2 SMU. Tapi anehnya aku gak pernah bosan buat main game ini. Inti game-nya sederhana, bahkan terlalu sederhana. Cerita diawali dengan seorang anak yang gak jadi liburan bersama orangtuanya dan malah menghabiskan liburannya di rumah kakekknya di desa yang punya lahan pertanian dan kandang sapi serta ayam. Lalu beberapa tahun kemudian kakeknya meninggal dan pertanian-nya gak keurus. Kepala desa itu meminta si anak tadi untuk mengurus pertanian itu selama 3 tahun (1 tahun terdiri atas 4 season dan 1 season terdiri atas 30 hari). Kalo berhasil dia akan memiliki pertanian itu tapi kalo gagal maka dia akan diusir dan lahan itu dijadikan milik desa tersebut. Jadilah dia mulai dengan menanam tanaman-tanaman seperti kentang, mentimun, tomat,dll. Selain itu dia juga beternak ayam, sapi dan domba. Yang asyiknya selain bertani dan beternak, dia bisa masak dengan bahan-bahan hasil kebunnya. Juga ada beberapa cewe di desa itu yang bisa diberi perhatian, dan bila cewe itu benar-benar tertarik padanya kelak bisa dinikahi. Ceritanya sederhana tapi asyik buat refreshing. Kalo lagi jalan-jalan dan ketemu cd game PS yang bertuliskan Harvest Moon : Back to Nature, beli deh. Cobain main pasti langsung senang. Hehehe..jadi promosi..
Monday, January 24, 2005
Saturday, January 22, 2005
Selamat Jalan,abang..
Barusan dapat sms dari teman lama, mengabarkan berita duka. Sehari sebelumnya ia meng-sms, mengabarkan Bang Darwin - seniorku di Mahatala Nomennsen - masuk ICU karena kecelakaan. Aku sedikit kaget walau kupikir tidak akan terjadi apa-apa. Bang Darwin akan bertahan sama seperti ketika Bang Imung dan Bang Ery kecelakaan. Tapi sms terakhir yang kuterima mengabarkan bahwa Bang Darwin sudah pergi. Mahatala kehilangan satu anggotanya. Walaupun aku gak terlalu dekat dengannya seperti dengan Bang Imung dan Bang Dodi, tapi sekelebat ingatanku kembali saat kita pernah sama-sama naik gunung. Saat aku menelepon ke rumahnya dan dia mengucapkan Selamat Natal, atau saat dia mengenalkan aku dengan pacarnya, atau saat dia menggodaku dengan menyuruhku duduk diantara dia dan Bang Osmar. Kupikir Tuhan terlalu cepat memanggilnya, tapi aku tahu Tuhan punya rencana yang kadang sulit diterima akal manusia. Selamat jalan,abang.. Terima kasih untuk segalanya.
Thursday, January 20, 2005
Are u ok?
Tiba-tiba kamu ngubungin aku. Emang sebelumnya kamu dah sering ngirim sms, tapi kali ini kamu telepon langsung. Telepon dari hp dan bukan cuman beberapa menit tapi satu setengah jam. Besoknya juga gitu, dan besoknya lagi, dan besoknya lagi.. Kenapa? apa yang mau dibuktikan? Kamu dah tau kondisiku saat ini, kamu minta aku cerita dan kemudian aku jelasin semuanya. Kukira kamu akan mengerti dan mundur,tapi ternyata gak seperti itu. Perhatian yang sama, dan kata-kata yang sama tetep aku terima. Senang juga walau kadang-kadang aku jadi jengah. Aku belum bisa perkirakan apa yang akan terjadi kelak saat kita ketemu lagi. Tapi kuharap itu bukan sesuatu yang buruk. Tapi bila yang terjadi buruk,maka maafkanlah aku..
Barusan panik banget
Gila.. kirain blog-ku hilang. Tadi pas log-in ke blogger di dashboard gak ada tertulis blog ini. Padahal biasanya ada 2 blog,salah satunya yang ini. Tapi tadi cuman ada 1 blog. Panik deh.. Ternyata tadi ada yang salah, trus ada lagi deh blog yang dicari-cari. Huff..lega..
Udah lama banget gak nulis,abisnya internet di kostan dah diputus sebelah pihak sih..
Nah,sekarang ujian dah kelar. Nilai dah ada yang keluar satu,dapet B! horeeee... Sekarang tinggal nunggu nilai, trus daftar kuliah semester baru dan fokus ke Acara Akhir GM XIV. Setelah itu bisa tenang,menarik nafas panjang sejenak. Piuff..
Udah lama banget gak nulis,abisnya internet di kostan dah diputus sebelah pihak sih..
Nah,sekarang ujian dah kelar. Nilai dah ada yang keluar satu,dapet B! horeeee... Sekarang tinggal nunggu nilai, trus daftar kuliah semester baru dan fokus ke Acara Akhir GM XIV. Setelah itu bisa tenang,menarik nafas panjang sejenak. Piuff..
Tuesday, January 04, 2005
Tahun baru yang suram
Awal tahun ini tak kudengar terompet tahun baru yang membahana, tak kulihat nyala kembang api yang gegap gempita dan tak terlihat wajah-wajah ceria yang mengisi jalan-jalan raya ibukota. Malam itu semua kepala tertunduk lemah, tak tega untuk tertawa gembira bahkan untuk tersenyum. Malapetaka itu menghapus impian ratusan ribu manusia, mencabut tarikan senyum dari bibir - bibir anak manusia. "Cobaan apa ini,Tuhan?", "Mengapa Kau biarkan aku tetap hidup dan nyawa anak-anakku Kau ambil di depan mataku?", "Apa yang harus aku lakukan sekarang,Tuhan?" , Mungkin kata-kata itulah yang terbatin dalam hati mereka.
Tangis pilu dan jeritan mengisi kota itu. Apa ini,Tuhan? mengapa rencanaMu begitu dasyatnya? Begitu murka-kah Engkau sehingga Kau mengirim air bah kepada kami? Ampunkan kami,Bapa. Jangan Kau jatuhkan lagi amarahMu kepada kami.
Turut berduka cita atas bencana di bumi Aceh dan Sumatera Utara, semoga yang ditinggalkan tetap dilindungi-Nya dan diberi kekuatan untuk melanjutkan hidup.
Tangis pilu dan jeritan mengisi kota itu. Apa ini,Tuhan? mengapa rencanaMu begitu dasyatnya? Begitu murka-kah Engkau sehingga Kau mengirim air bah kepada kami? Ampunkan kami,Bapa. Jangan Kau jatuhkan lagi amarahMu kepada kami.
Turut berduka cita atas bencana di bumi Aceh dan Sumatera Utara, semoga yang ditinggalkan tetap dilindungi-Nya dan diberi kekuatan untuk melanjutkan hidup.
Subscribe to:
Posts (Atom)