Sunday, April 02, 2006

Brokeback Mountain

Bangun hari ini badanku sakit sekali. Meluruskan punggung terasa menyakitkan, jadi acara ngulet-ngulet setelah bangun tidur di-pending sampe pagal-pegal ini hilang. Habis bangun, aku masih melewatkan beberapa saat untuk menyusun rencana hari ini. Tiba-tiba ada sms bunyi, dari Amel : "Heidy, mlm ini qta nonton yuq di ciwalk sama mba Ida n nunik. Yang jam7 aja skalian nonton flanela". Jadi aku bangun, nyuci pakaian kotor setelah pengarungan kemarin, mandi dan ngunci kamar kostan. Aku belum balas sms amel karena belum punya pulsa dan belum tau mas Dani jadi datang apa nggak. Aku beli pulsa di warung pulsa langganan dekat kostan trus ke tempat Amel. Ternyata Amel, Itin n Nunik lagi ke BEC makan Baso Mandeep di dekat situ. Di kostan cuma ada Luci ama Ika. Aku nunggu mereka pulang, trus ngebahas rencana nonton. Jujur aja, aku masih sedikit segan, sakit hati, dan lain-lain ke Itin karena masalah kemaren. Tapi aku mutusin buat mengesampingkan perasaan itu. Jadinya kita nonton ber-lima, Aku, Nunik, Lucy, Itin n Amel. Sampe ciwalk, flanela-nya belum datang. Kita ke lantai 4, liat film yang diputar. V for Vendetta udah ga diputar lagi, dan ada Brokeback Mountain di teater 3, tapi midnight jam 10. Anak-anak pengen nonton itu, jadinya beli tiket buat ber-enam. O iya, aku belum cerita kalo sekarang aku punya side card BCA yang gambarnya bugs bunny. Kalo nonton di TwentyOne Ciwalk pake itu, ada promo Buy 1 get 1 free. Jadi aku beli 3 tiket dan dapat 6 tiket. Padahal kita cuma berlima, jadi ada satu tiket nganggur. Kenapa anak-anak penasaran ama film ini, karena di Golden Globe Award kemaren film Brokeback Mountain dapet 4 penghargaan, salah satunya Best Director, si Ang Lee. Waktu filmnya mulai, yang nonton pada serius. Baru 10 menitan dah mulai ribut. Jadi filmnya tuh bercerita tentang 2 cowo yang tugasnya ngejagain domba-domba di pegunungan Brokeback selama musim semi. Pas tidur bareng di tenda, salah satu cowo itu meluk cowo yang satu lagi. Trus mereka kayaknya "make lop" gitu, gak terlalu kelihatan sih,abisnya gelap dan di-sensor,hehehe... Tapi anehnya, setelah pisah dan ngejalanin hidup masing-masing, dua-duanya menikah dan punya anak. Aneh kan? Semacam biseksual gitu kayaknya. Setelah 4 tahun, mereka ketemu lagi dan mengulang cerita yang sama lagi. Sampe akhirnya salah satu cowo bercerai sama istrinya karena istrinya tau dia biseks. Trus cowo yang satu lagi meninggal dibunuh orang, karena penduduk situ ada yang tau dia biseks. Setelah film-nya abis, penonton pada kecewa. Biasanya kalau nonton film drama yang romantis dan "normal" penonton bakalan terhanyut dengan jalan ceritanya, apalagi kalo lagi adegan yang romantis. Tapi nonton film ini, penonton merasa "geuleuh" ato apa yah bahasa indonesianya, jijik mungkin (terlalu kasar sih kayaknya). Citra "homo" di masyarakat kita memang belum sepenuhnya diterima. Jaman dulu mungkin lebih keras dibandingkan sekarang. Namun tetap saja masih dipandang ganjil. Para pemimpin agama menolak, norma susila masyarakat menentang, dan tetap saja tidak pernah ada tempat buat mereka. Ini jelas terlihat dari sikap penonton yang hampir semuanya melontarkan komentar "ih..jijik", atau "ih..najis banget" atau "geuleuh ih..". Yah,harus bagaimana? Mungkin kita memang tidak seliberal Belanda yang mengeluarkan surat nikah bagi pasangan homo atau lesbi.
Pulang nonton dah jam 12 lebih, di angkot aku pisah dengan yang lain. Itin,Luci dan Amel balik ke kostan mereka. Nunik juga nginep disitu. Aku pulang ke-kostanku sendiri, seperti janjiku kemarin malam ke diri aku sendiri sebelum aku tidur. It's still hurts, u know?

No comments: